Jika
membahas tukang tambal ban, hal biasa kita tau adalah tukang tambal ban
yang buka lapak di pinggir jalan. Sebagai tukang tambal ban pinggir jalan,
mungkin tidak sedikit dari mereka yang kena oprakan atau penertiban. Tujuan dari
penertiban itu sebenarnya bagus, agar tidak memenuhi ruas pinggir jalan yang
rawan terjadi kecelakaan atau kemacetan. Tetapi itulah yang membuat mereka frustasi. Dengan
keadaan seperti itu, mereka harus berpindah-pindah lapak untuk menghindari
penertiban tersebut. Membawa gerobak mereka kesana kemari dengan peralatan
seadanya untuk mencari nafkah. Bagaimana tidak, jangankan untuk menyewa tempat
yang layak mungkin untuk makan sehari-hari saja mereka pas-pasan. Hanya itu
yang bisa mereka lakukan, mencari lahan kosong di pinggir jalan dan disitulah
mereka membuka lapaknya tanpa harus mengeluarkan uang.
Dilihat
dari sisi lain, tukang tambal ban pinggir jalan yang selalu memburu lapak ini, seringkali diisukan melakukan kejahatan
seperti penebaran paku atau baut yang sudah dibakar sebelumnya di sepanjang
jalan yang tidak begitu jauh dari lapak mereka. Ada juga yang melakukan
pensobekan ban di sisi lain secara sengaja agar penambalan yang dilakukan tidak
hanya satu. Belum lagi paku yang menancap di ban tidak dicabut dari luar,
melainkan ditusuk-tusuk dari dalam dengan obeng yang ujungnya lancip. Padahal jika
dicongkel dari luar itu lebih mudah, alhasil pengendara harus mengganti ban
dalam baru karna sudah banyak sobekan pada ban.
Entahlah,
mungkin faktor ekonomi pula yang menjadi alasan mereka melakukan itu. Terlepas dari
itu kita harus percaya tidak semua tambal ban pinggir jalan bertindak jahat. Lagipula,
jika kita yang mengalami kejadian ban bocor tersebut, dan ketika akhirnya kita
melihat ada tambal ban di depan sana, pasti kita tidak akan memikirkan hal
kejahatan yang mungkin terjadi melainkan kita akan mengucap syukur karna
perjalanan akan bisa dilanjutkan tanpa membuang waktu, dan kita tidak makin berkeringat
sampai dehidrasi berat karna sudah mendorong motor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar