Senin, 01 Desember 2014

PERUBAHAN TATA BAHASA INDONESIA TERUTAMA DALAM EYD

ARTIKEL ILMIAH

PERUBAHAN TATA BAHASA INDONESIA TERUTAMA
PADA EYD
Oleh :  Yana Shintya
ABSTRAK

Yana Shintya : “ Perubahan tata bahasa Indonesia terutama pada EYD”, untuk mengetahui bagaimana perubahan dan ruang lingkup perubahan bahasa Indonesia, serta penggunaan bahasa Indonesia terutama pada eyd dalam penulisan.
Tujuan dalam penulisan ini adalah mendeskripsikan ciri-ciri  perubahan tata bahasa Indonesia tersebuat terutama pada ejaan yang disempurnakan atau eyd. Dalam karya tulis ilmiah, khususnya artikel ilmiah, kita bisa melihat implementasi penggunaan tata bahasa Indonesia dalam atikel ilmiah. Analisis penggunaan tata bahasa dalam artikel ilmiah pada tulisan ini dilakukan dengan analisis pustaka. Sebagai alat bantu untuk mendeskripsikan bahasa ilmiah, digunakan kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia, yaitu Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Standar berbahasa yang perlu diperhatikan dalam ragam bahasa ini meliputi pemilihan kata yang tepat, kalimat efektif, kepaduan paragraf, dan pedoman penulisan.
Kata Kunci : “Perubahan, tata bahasa indonesia, terutama pada EYD”.

Pendahuluan
Disadari atau tidak, penggunaan bahasa akan berubah sesuai dengan kebutuhan penuturnya. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan saat seseorang berpidato atau berceramah dalam sebuah seminar akan berbeda dengan bahasa yang digunakannya saat mengobrol atau bercengkrama dengan keluarganya. Bahasa itu akan berubah lagi saat ia menawar atau membeli sayuran di pasar. Di indonesia penggunaan bahasa mengalami beberapa perubahan, dan dalam penggunaannya sering tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemahaman ejaan sangat perlu karna ejaan merupakan rambu lalu lintas dalam penggunaan bahasa terutama bahasa tulis.


SEJARAH EJAAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun dari segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
1.      Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasari bahasa Indonesia.
2.      Ejaan Suwandi
Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947 sampai tahun 1972.
3.      Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan imi mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) diterapkan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia  Nomor : 57/1972 tentang peresmian berlakunya “Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD, maka ketertiban dan keseragaman dalam penulisan bahasa Indonesia diharapkan dapat  terwujud dengan baik.

PENGERTIAN
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26 buah. Abjad yang digunakan  dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.
Huruf
Nama
Huruf
Nama
Huruf
Nama
A             a
B             b
C             c
D            d
E             e
F             f
G            g
H            h
I              i
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
J              j
K            k
L             l
M            m
N            n
O            o
P             p
Q            q
R            r
je
ka
el
em
en
o
pe
ki
er
S             s
T             t
U            u
V             v
W            w
X             x
Y             y
Z             z
Es
te
u
ve
we
eks
ye
zet

PENULISAN HURUF
Hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu penulisan huruf besar, lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut :
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1.      Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :Dia menulis surat di kamar.Tugas bahasa Indonesiasudah dikerjakan.
2.      Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
3.      Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
Misalnya :Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4.      Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya :Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.

PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA
Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
(mulai 16 Agustus 1972)
Ejaan Republik
(Ejaan Soewandi)
1947-1972
Ejaan Ophuysen
(1901-1947)
Khusu
Jumat
Yakni
Chusus
Djum’at
Jakni
Choesoes
Djoem’at
Ja’ni

Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
·         'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci
·         'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak
·         'j' menjadi 'y' : sajang → sayang
·         'nj' menjadi 'ny' : njamuk → nyamuk
·         'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat
·         'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir
·         awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

PEMAKAIAN TANDA BACA SERTA MASING-MASING FUNGSINYA

1.      Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
·         Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
·         Akhir singkatan nama orang.
·         Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
·      Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.
·         Dipakai untuk  memisahkan bilangan atau kelipatannya.
·         Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
·         Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
·         Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan  atau ilustrasi dan tabel.

2.      Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
·         Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
·         Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
·   Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
·         Digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.  Termasuk kata : (1) Oleh karena itu, (2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun begitu, dan (5) akan tetapi.
·         Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
·         Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
·         Dipakai diantara  : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3)  tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
·         Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
·         Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
·         Menghindari terjadinya salah baca di belakang  keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
·         Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
·         Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
·         Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.

3.      Tanda Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai pada :
·         Akhir kalimat tanya.
·         Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

4.      Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kseungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.

5.      Tanda Titik Koma  ( ; )
Tanda titik koma dipakai :
·         Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
·       Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

6.      Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai :
·         Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
·         Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
·         Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan .
·         Di antara jilid atau nomor dan halaman.
·         Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
·         Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
·    Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

7.      Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.

8.      Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
·         Dalam penomoran kode surat.
·         Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
·         Tanda  Penyingkat  atau Apostrof ( ‘)
·         Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.

9.      Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )
Tanda petik tunggal dipakai :
·         Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
·         Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

10.  Tanda Petik ( “…” )
Tanda petik dipakai :
·    Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum dikenal.
·         Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
·         Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

KESALAHAN EYD
1.   Salah : Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Terhadap Motivasi Kerja
 Benar : Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Motivasi Kerja
Alasannya : Judul skripsi didalam lembar komprehensif. “pengaruh pelatihan dan pengembangan  terhadap motivasi kerja” seharusnyatulisan Dan di tulisnya dan karena kata hubung mengunakan huruf kecil kecuali berada di awalkalimat baru menggunakan huruf kapital.
2.      Salah : ternyata memang di temukan bukti bahwa saya melanggar pertanyaan di alas, maka saya siap untuk dikenai sanki berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Benar : ternyata memang di temukan bukti bahwa saya melanggar pertanyaan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Alasannya : Terdapat kesalahan penulisan (di alas, harusnya di atas),(sanki,sanksi)
3.      Salah : perencanaan SDM yaitu penarikan, seleksi, pelatihan, pengembangan dan lain-lain.
Benar : perencanaan SDM yaitu penarikan, penyeleksian, pelatihan, pengembangan dan lain-lain.
Alasannya : tidak seragam kalimatnya pada kata seleksi menjadi penyeleksian
4.    Salah : namun perlu adanya latihan dan pengembangan SDM untuk meningkatkan kemampuan serta keahlian karyawan
Benar : namun perlu adanya pelatihan dan pengembangan SDM untuk meningkatkan kemampuan serta keahlian karyawan
Alasannya : tidak seragam kalimatnya pada kata latihan menjadi pelatihan
5.      Salah : Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
· tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkannya
·         tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
            Benar : Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
·     Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung  jawabkannya.
·         Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
Alasannya : pernyataan mujahidin tidak menggunakan huruf kapital dan tidak di akhiri titik

Kesimpulan
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,  Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan, sudah tiga kali mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu:
      a)      Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia.
      b)      Ejaan Suwandi
Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahu 1947-1972.
      c)      Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan dari seluruh ejaan sebelumnya yang pernah berlaku di Indonesia.
Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
·         Pemakaian Kata
·         Penulisan Huruf
·         Penulisan Kata
·         Penulisan Tanda Baca

Saran
Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya sering kali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung. Maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam komunikasinya sehari-hari maupun dalam pembuatan skrispi atau makalah. Masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah. sehingga bermula dari kesalahan- kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan penggunaan dalam keseharian. untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.


DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar