ARTIKEL ILMIAH
PERUBAHAN TATA BAHASA INDONESIA
TERUTAMA
PADA EYD
Oleh : Yana Shintya
ABSTRAK
Yana Shintya : “ Perubahan tata bahasa Indonesia
terutama pada EYD”, untuk mengetahui bagaimana perubahan dan ruang lingkup
perubahan bahasa Indonesia, serta penggunaan bahasa Indonesia terutama pada eyd
dalam penulisan.
Tujuan dalam penulisan ini adalah mendeskripsikan
ciri-ciri perubahan tata bahasa
Indonesia tersebuat terutama pada ejaan yang disempurnakan atau eyd. Dalam karya
tulis ilmiah, khususnya artikel ilmiah, kita bisa melihat implementasi
penggunaan tata bahasa Indonesia dalam atikel ilmiah. Analisis penggunaan tata
bahasa dalam artikel ilmiah pada tulisan ini dilakukan dengan analisis pustaka.
Sebagai alat bantu untuk mendeskripsikan bahasa ilmiah, digunakan kaidah tata
bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat
Bahasa Indonesia, yaitu Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Standar berbahasa yang perlu diperhatikan dalam ragam bahasa ini
meliputi pemilihan kata yang tepat, kalimat efektif, kepaduan paragraf, dan
pedoman penulisan.
Kata
Kunci : “Perubahan, tata bahasa indonesia, terutama pada EYD”.
Pendahuluan
Disadari atau tidak, penggunaan bahasa akan berubah
sesuai dengan kebutuhan penuturnya. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan saat
seseorang berpidato atau berceramah dalam sebuah seminar akan berbeda dengan
bahasa yang digunakannya saat mengobrol atau bercengkrama dengan keluarganya.
Bahasa itu akan berubah lagi saat ia menawar atau membeli sayuran di pasar. Di
indonesia penggunaan bahasa mengalami beberapa perubahan, dan dalam
penggunaannya sering tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemahaman ejaan sangat
perlu karna ejaan merupakan rambu lalu lintas dalam penggunaan bahasa terutama
bahasa tulis.
SEJARAH EJAAN BAHASA
INDONESIA
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun dari segi ejaan, bahasa indonesia
sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah perkembangan ejaan,
sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
1. Ejaan
Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku
sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan
warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasari bahasa Indonesia.
2. Ejaan
Suwandi
Setelah ejaan Van
Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan
Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947 sampai tahun 1972.
3. Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan imi mulai berlaku
sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah
berlaku di Indonesia.
Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) diterapkan secara resmi mulai tanggal
17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 57/1972 tentang peresmian berlakunya
“Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD, maka
ketertiban dan keseragaman dalam penulisan bahasa Indonesia diharapkan dapat terwujud dengan baik.
PENGERTIAN
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan
bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan
sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan adalah seperangkat aturan
tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca
sebagai sarananya.
Mengeja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah
suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan
mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa.
Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan
berimplikasi pada ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi
kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap
pengemudi. Jika para pengemudimematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu
lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara
pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan
bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan
huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26
buah. Abjad yang digunakan dalam ejaan
bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama setiap huruf disertakan
disebelahnya.
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
A
a
B
b
C
c
D
d
E
e
F
f
G
g
H
h
I
i
|
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
|
J
j
K
k
L
l
M
m
N
n
O
o
P
p
Q
q
R
r
|
je
ka
el
em
en
o
pe
ki
er
|
S
s
T
t
U
u
V
v
W
w
X
x
Y
y
Z
z
|
Es
te
u
ve
we
eks
ye
zet
|
PENULISAN HURUF
Hal yang harus diperhatikan dalam
penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu penulisan huruf besar, lebih jelasnya
dapat dilihat pada pembahasan berikut :
Kaidah
penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1. Digunakan
sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :Dia
menulis surat di kamar.Tugas bahasa Indonesiasudah dikerjakan.
2. Digunakan
sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :Ayah
bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
3. Digunakan
sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata
ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
Misalnya :Allah Yang
Maha kuasa lagi Maha penyayang.Terima kasih atas bimbingan-Mu
ya Allah.
4. Digunakan
sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti
nama orang.
Misalnya :Raja Gowa
adalah Sultan Hasanuddin.Kita adalah pengikut Nabi Muhammad
saw.
PERUBAHAN
PEMAKAIAN HURUF DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA
Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
(mulai 16 Agustus 1972)
|
Ejaan Republik
(Ejaan Soewandi)
1947-1972
|
Ejaan Ophuysen
(1901-1947)
|
Khusu
Jumat
Yakni
|
Chusus
Djum’at
Jakni
|
Choesoes
Djoem’at
Ja’ni
|
Perbedaan-perbedaan
antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
·
'tj' menjadi 'c' : tjutji → cuci
·
'dj' menjadi 'j' : djarak → jarak
·
'j' menjadi 'y' : sajang → sayang
·
'nj' menjadi 'ny' : njamuk → nyamuk
·
'sj' menjadi 'sy' : sjarat → syarat
·
'ch' menjadi 'kh' : achir → akhir
·
awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata
depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya
dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya.
PEMAKAIAN TANDA BACA
SERTA MASING-MASING FUNGSINYA
1. Tanda
Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
·
Akhir kalimat yang
bukan pertanyaan atau seruan
·
Akhir singkatan nama
orang.
·
Akhir singkatan gelar,
jabatan, pangkat, dan sapaan.
· Singkatan atau ungkapan
yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus atau lebih
dipakai satu tanda titik saja.
·
Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
·
Memisahkan angka jam,
menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
·
Dipakai di belakang
angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
·
Tidak dipakai pada
akhir judulyang merupakan kepala karangan
atau ilustrasi dan tabel.
2. Tanda
koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,)
digunakan :
·
Antara unsur-unsur
dalam suatu perincian atau pembilangan.
·
Memisahkan kalimat
setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi
atau melainkan.
· Memisahkan anak kalimat
atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
·
Digunakan dibelakang
kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk kata : (1) Oleh karena
itu, (2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun begitu, dan (5) akan tetapi.
·
Digunakan untuk
memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
·
Memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat.
·
Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian
alamat, (3) tempat dan tanggal, (4) nama
dan tempat yang ditulis secara berurutan.
·
Dipakai di muka angka
persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
·
Dipakai antara nama
orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, keluarga, atau marga.
·
Menghindari terjadinya
salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
·
Dipakai di antara
bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
·
Dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
·
Tidak dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat
jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.
3. Tanda
Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai pada :
·
Akhir kalimat tanya.
·
Dipakai di dalam tanda
kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
4. Tanda
Seru ( ! )
Tanda
seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kseungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang
kuat.
5. Tanda
Titik Koma ( ; )
Tanda titik koma dipakai :
·
Memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
· Memisahkan kalimat yang
setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
6. Tanda
Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai :
·
Sesudah kata atau
ungkapan yang memerlukan pemberian.
·
Pada akhir suatu
pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
·
Di dalam teks drama
sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan .
·
Di antara jilid atau
nomor dan halaman.
·
Di antara bab dan ayat
dalam kitab suci.
·
Di antara judul dan
anak judul suatu karangan.
· Tidak dipakai apabila
rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
7. Tanda
Elipsis (…)
Tanda
ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa
dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir
kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau
loncatan.
8. Tanda
Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
·
Dalam penomoran kode
surat.
·
Sebagai pengganti kata
dan,atau, per, atau nomor alamat.
·
Tanda Penyingkat
atau Apostrof ( ‘)
·
Tanda penyingkat
menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
9. Tanda
Petik Tunggal ( ‘…’ )
Tanda petik tunggal dipakai :
·
Mengapit petikan yang
tersusun di dalam petikan lain.
·
Mengapit terjemahan
atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
10. Tanda
Petik ( “…” )
Tanda petik dipakai :
· Mengapit kata atau
bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum dikenal.
·
Mengapit judul
karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
·
Mengapit petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
KESALAHAN EYD
1.
Salah : Pengaruh Pelatihan Dan
Pengembangan Terhadap Motivasi Kerja
Benar
: Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Motivasi Kerja
Alasannya
: Judul skripsi didalam lembar komprehensif. “pengaruh pelatihan dan
pengembangan terhadap motivasi kerja”
seharusnyatulisan Dan di tulisnya dan karena kata hubung mengunakan huruf
kecil kecuali berada di awalkalimat baru menggunakan huruf kapital.
2. Salah
: ternyata memang di temukan bukti bahwa saya melanggar pertanyaan di alas,
maka saya siap untuk dikenai sanki berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Benar : ternyata memang
di temukan bukti bahwa saya melanggar pertanyaan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Alasannya : Terdapat kesalahan penulisan
(di alas, harusnya di atas),(sanki,sanksi)
3. Salah
: perencanaan SDM yaitu penarikan, seleksi, pelatihan, pengembangan dan
lain-lain.
Benar : perencanaan SDM
yaitu penarikan, penyeleksian,
pelatihan, pengembangan dan lain-lain.
Alasannya : tidak seragam kalimatnya
pada kata seleksi menjadi penyeleksian
4. Salah
: namun perlu adanya latihan dan pengembangan SDM untuk meningkatkan kemampuan
serta keahlian karyawan
Benar : namun perlu
adanya pelatihan dan pengembangan
SDM untuk meningkatkan kemampuan serta keahlian karyawan
Alasannya : tidak seragam kalimatnya
pada kata latihan menjadi pelatihan
5. Salah
: Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
· tidak menggunakan ide
orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkannya
·
tidak melakukan plagiat
terhadap naskah karya orang lain
Benar : Dengan ini menyatakan bahwa
dalam penulisan skripsi ini, saya :
· Tidak
menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkannya.
·
Tidak
melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
Alasannya
: pernyataan mujahidin tidak menggunakan huruf kapital dan tidak di akhiri
titik
Kesimpulan
Ejaan
yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972.
Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan
tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca
sebagai sarananya.
Berdasarkan
sejarah perkembangan ejaan, sudah tiga kali mengalami perubahan sistem ejaan,
yaitu:
a) Ejaan
Van Ophuysen
Ejaan
ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan.
Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa
Indonesia.
b) Ejaan
Suwandi
Setelah
ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan
Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahu 1947-1972.
c) Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan
ini mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan
penyempurnaan dari seluruh ejaan sebelumnya yang pernah berlaku di Indonesia.
Ruang Lingkup Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD)
·
Pemakaian Kata
·
Penulisan Huruf
·
Penulisan Kata
·
Penulisan Tanda Baca
Saran
Pada
dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia
yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya sering kali masyarakat
dihadapkan pada situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung. Maksudnya
ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia yang
baik dan benar dalam komunikasinya sehari-hari maupun dalam pembuatan skrispi
atau makalah. Masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang
salah. sehingga bermula dari kesalahan- kesalahan tersebut dapat menjadi
kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-aturan ketata bahasaan yang
akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya lagi hal
tersebut menjadi membudaya dan di benarkan penggunaan dalam keseharian. untuk
itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada
masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan
benar, karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses
pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar