A.
Pengertian
Motivasi dari beberapa tokoh
Banyak hal yang kita ketahui tentang pengertian
motivasi dari beberapa tokoh. Motivasi itu sendiri berasal dari kata motif
yang berarti "dorongan" atau rangsangan atau "daya
penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Banyak para ahli berpendapat
bahwa motivasi didefenisikan sebagai
kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita
mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan
tertentu (Weiner ,1990).
Menurut
Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan
adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita;
penghargaan dan penghormatan.
Motivasi
adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip oleh
Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi
seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian,
2004).
Motivasi
seseorang dapat ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui dirinya
sendiri-intrinsik dan dari lingkungan-ekstrinsik (Elliot et al., 2000; Sue Howard, 1999). Motivasi intrinsik
bermakna sebagai keinginan dari diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya
rangsangan dari luar (Elliott, 2000).
Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan dan memberikan keajegan dalam
belajar. Motivasi ekstrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar
individu dan tidak dapat dikendalikan oleh individu tersebut (Sue Howard, 1999). Elliott et al.
(2000), mencontohkannya dengan nilai, hadiah, dan/atau penghargaan yang
digunakan untuk merangsang motivasi seseorang.
Ada lagi menurut para ahli lainnya yaitu menurut Malayu (2005: 143), motivasi berasal dari kata latin movere yang
berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi (motivasion)
dalam manajemen hanya ditujukkan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan
khususnya. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan
antusias mencapai hasil yang optimal.
Sedangkan menurut Edwin B Flippo (dalam malayu 2005:
143), menyebutkan bahwa motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan
pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga para pegawai
dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.
Menurut American Enyclopedia (dalam malayu 2005: 143), menyebutkan bahwa
motivasi sebagai kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentang)
dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan
tindak-tanduknya. Sedangkan menurut G.R. Terry (dalam malayu 2005: 145)
mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang
individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. motivasi itu
tampak dalam dua segi yang berbeda, yaitu dilihat dari segi aktif/dinamis,
motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan,
dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja, agar secara produktif berhasil
mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan apabila
dilihat dari segi pasif/statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan
sekaligus sebagai peranggsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan, dan
mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan.
Jadi kesimpulannya adalah motivasi
adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri yang menimbulkan kegiatan menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki
dapat tercapai.
B. Pengertian
Kepemimpina, Gaya dan Tipe
·
Kepemimpinan
Kita
dapat mencatat sejarah kemanusiaan yang penuh dinamika perubahan dari abad ke
anad termasuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tak terkecuali
perkembangan pengetahuan tentang paradigma kepemimpinan yang dapat meliputi
gaya kepemimpinan, tipologi kepemimpinan, model-model kepemimpinan, dan
teori-teori kepemimpinan.
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan
dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat
mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang
dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing,
definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Kepemimpinan
juga bisa diartikan yaitu kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.
·
Gaya Kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan adalah sekumpulan cirri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi
bawahan agar sasaran tercapai atau pola prilaku dan strategi yang serig
diterapkan seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan memiliki
3 pola dasar yaitu :
-
Mementingkan pelaksanaan tugas
-
Mementingkan hunbungan kerja sama
-
Mementingkan hasil yang dicapai
Gaya
kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan
tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam
memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk
tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat
yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola
tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh
bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
Gaya
kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui
tiga aliran teori berikut ini :
· Teori Genetis
(Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made”
(pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori
ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin
karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang
bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi
pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai
takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau
determinitis.
· Teori Sosial. Jika
teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori
inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah
bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya
kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut
teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa
menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
·
Teori Ekologis. Kedua
teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai
reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang
disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan
berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat
kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang
teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori
ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat
dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian,
penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan
secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang
baik.
Macam-Macam Gaya Kepemimpinan
1.
Gaya Kepemimpinan Otoriter /
Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan
segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang
otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah
diberikan.
2.
Gaya Kepemimpinan Demokratis /
Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah
gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap
ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.
Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3.
Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez
Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat
delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan
tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
·
Tipe-Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Otokratis.
Pemimpin yang tergolong otokratik
dipandang sebagai karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang
pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin
yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain
dalam bentuk kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat
lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai
harkat dan martabat mereka. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan
penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan
dan kebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses
pengambilan keputusan.
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya
terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya
dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa
hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang
tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai
tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan
guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3. Tipe Kharismatik.
Tidak banyak hal yang dapat disimak
dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang
ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga
mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya
seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara
konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4. Tipe Laissez Faire.
Pemimpin ini berpandangan bahwa
umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa
yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu
sering intervensi.
5. Tipe Kepemimpinan Militeristik.
Tipe kepemimpinan militeristik ini
sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe
kepemimpinan militeristik adalah: Lebih banyak menggunakan sistem
perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, Sangat menyenangi formalitas,
upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, Menuntut
adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, Tidak menghendaki saran,
usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, Komunikasi hanya
berlangsung searah.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis.
Kepemimpinan populis berpegang teguh
pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan
kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan
penghidupan kembali sikap nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan
Administratif/Eksekutif.
Kepemimpinan
tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari
teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan
dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta system
administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe
kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi,
indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat
8. Tipe Kepemimpinan Demokratis.
Kepemimpinan demokratis berorientasi
pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.
Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa
tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan
kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak
pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis
menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti
bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya
masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin
pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
C.
Pengertian Komunikasi, Hambatan dan
Klasifikasi
·
Komunikasi
Pasti semua orang butuh dan pernah
tau yang namanya komunikasi, jadi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila
tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Ada beberapa ilmuwan menanfsirkan
pengertian komunikasi diantaranya. Onong Uchjana Effendy Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan
(langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). Raymond Ross Komunikasi
adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa
agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
·
Hambatan Komuniaksi dalam Organisasi
Dalam proses organisasi tidaklah selalu mulus, tentunya akan
banyak terjadi hambatan-hambatan pada perjalanananya. Hambatan yang sering
muncul adalah hambatan komunikasi, karena komunikasi adalah kunci utama dalam
kesuksesan organisasi mengingat banyaknya orang yang terlibat didalammnya.
Hambatan tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi
karena semua hambatan pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat.
Berikut ini adalah macam-macam hambatan dalam organisasi yaitu :
1.
Hambatan dari Proses Komunikasi yaitu hambatan yang timbul
dari ketidak jelasan informasi yang akan disampaikan.
2. Hambatan Fisik yaitu hambatan yang terjadi akibat ada
gangguan cuaca, gangguan sinyal, dsb
3. Hambatan Semantik yaitu hambatan yang terjadi akibat
pemahaman yang sedikit mengenai bahasa dan istilah-istilah asing yang digunakan
dalam informasi atau pesan
4. Hambatan Psikologis yaitu hambatan yang berasal dari
gangguan kondisi kejiwaaan dari si pengirim pesan atau penerima pesan sengingga
mengakibatkan informasi tersebut mengalami perubahan
5. Hambatan Manusiawi yaitu hambatan yang terjadi akibat
tingkat emosi manusia yang tidak menentu dalam menyikapi informasi atau pesan
6. Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang
manajerial dan spesialisasi yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan
atasan atau bawahan mengalami kendala seperti tingkat pemahaman terhadap suatu
informasi yang berbeda yang mengakibatkan sebuah hambatan.
7.
Hambatan-hambatan Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul
antar pribadi didalam sebuah organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena
adanya salah paham antar pribadi yang menyangkut masalah tugas dan wewenang
dari orang yang ada dalam organisasi
·
Klasifikasi Komunikasi dalam
Organisasi
Dalam komunikasi organisasi terdapat beberapa klasifikasi
komunikasi diantaranya adalah sebagai berikut :
Komunikasi dilihat dari segi
sifatnya
1. Komunikasi Lisan yaitu menyampaikan informasi dan tanggapan
secara langsung dengan berbicara
2. Komunikasi Tertulis yaitu menyampaikan informasi dan
tanggapan secara tertulis dengan menuliskan sebuah surat baik kepada penerima
maupun pengirim pesan
Komunikasi dilihat dari segi arahnya
1.
Komunikasi ke atas yaitu komunikasi yang dilakukan dari
bawahan ke atasan dalam sebuah organisasi
2. Komunikasi ke bawah yaitu komunikasi yang dilakukan dari
atasan ke bawahan dalam sebuah organisasi
3. Komunikasi setingkat yaitu komunikasi yang dilalakukan
setara atau sesama anggota organisasi
4. Komunikasi searah yaitu komunikasi yang hanya dilakukan satu
arah saja tanpa danya feed bak atau timbal balik, biasanya komunikasi ini
bersifat perintah
5. Komunikasi dua arah yaitu komunikasi yang dilakukan 2 arah
dan mengakibatkan adanya feed back atau tumbal balik
Komunikasi menurut keresmiannya
1. Komunikasi Formal yaitu komunikasi
yang dilakukan secara resmi, contohnya adalah pada saat rapat
2.
Komunikasi Informal yaitu komunikasi yang dilakukan antar
teman dan besifat biasa saja
D.
Faktor yang mempengaruhi Organisasi
yang Berkembang
Organisasi
sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berkumpul untuk
saling berhubungan melakukan kerjasama demi kepentingan bersama .
Macam-macam
organisasi :
-
Organisasi Niaga adalah organisasi yang tujuan utamanya
mencari keuntungan
-
Organisasi Sosial adalah organisasi yang dibentuk oleh
anggota masyarakat
- Organisasi Regional adalah organisasi yang luas wilayahnya
meliputi beberapa negara tertentu saja.
-
Organisasi Internasional adalah organisasi yang
anggota-anggotanya meliputi negara di dunia.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi organisasi :
1. Budaya
Budaya organisasi pada dasarnya
mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi,
termasuk anggota organisasi yang berada dalam hirarki organisasi. Norma
tersebut dapat terlihat dari kebiasaan kebiasaan rutinitas yang diterapkan dari
organisasi.
2. Kepemimpinan
Jika dilihat pada konteks kepemimpinan hal yang saling
terkait adalah adanya unsur kader penggerak, adanya peserta yang digerakkan,
adanya komunikasi, adanya tujuan organisasi dan adanya manfaat yang tidak hanya
dinikmati oleh sebagian anggota. Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil
oleh pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti
aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama
masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan,
gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan
tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, dan interaksi
antar kelompok.
3. Iklim Organisasi
Iklim organisasi adalah serangkaian deskripsi dari
karakteristik organisasi yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi
lainnya yang mengarah pada persepsi masing-masing anggota dalam memandang
organisasi yang berpengaruh terhadap motivasi pada pelaku organisasi.
Organisasi yang berkembang dalam suatu perusahaan
Dalam berorganisasi semua berpikir
bagaimana cara memperbesar organisasi kita. Organisasi itu sendiri bisa
dikembangkan dengan tiga cara seperti Kerjasama, Membuat Anak Perusahaan, dan
Go Publik. Tiga cara diatas biasanya digunakan oleh Organisasi niaga atau
Perusahaan.
1. Kerjasama
Kerjasama atau bisa disebut dengan Kooperasi yaitu praktik seseorang atau kelompok yang lebih besar yang bekerja di khayalak dengan tujuan atau kemungkinan metode yang disetujui bersama secara umum, alih-alih bekerja secara terpisah dalam persaingan.
Kerjasama atau bisa disebut dengan Kooperasi yaitu praktik seseorang atau kelompok yang lebih besar yang bekerja di khayalak dengan tujuan atau kemungkinan metode yang disetujui bersama secara umum, alih-alih bekerja secara terpisah dalam persaingan.
Jadi kita bisa melakukan Kerjasama
dengan beberapa organisasi lainnya yang memiliki satu tujuan dengan organisasi
kita. Contohnya Koperasi adalah Bentuk kerja sama di ranah bisnis, pertanian
dan perusahaan.
2.
Anak Perusahaan
Membuka anak perusahaan salah satu
cara yang bisa di gunakan, kita ingin membuka jasa pengiriman paket/pos. Tapi
sebelumnya perusahaan kita menjual peralatan elektronik maka oleh itu kita bisa
menciptakan sebuah anak perusahaan yang masih dalam pengawasan perusahaan
induk. Contoh BUMN memiliki beberapa anak perusahaan seperti PAM, PLN, TELKOM.
3. GO PUBLIK!
Yang di maksud GO PUBLIK adalah kita
membuka pintu untuk Investor2/Masyarakat yang ingin ber investasi. Perusahaan
yang sudah GO PUBLIK disebut dengan Perusahaan terbuka. Contoh sederhananya adalah
perusahaan waralaba yang mengajak masyarakat/investor untuk menanam saham atau
membuka franchise.
Selain 3 cara diatas ada pula faktor
- faktor yang membuat organisasi harus berkembang agar bisa bertahan :
Kekuatan eksternal
-
Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi.
-
Perkembangan IPTEK.
- Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial
yang membuat organisasi berfikir
bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa depan
organisasi.
Kekuatan
internal
-
Struktur.
-
Sistem dan prosedur.
-
Perlengkapan dan fasilitas.
-
Proses dan sasaran.
- Bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan
perbaikan. Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan
yang ada.
Jadi kesimpulannya bila kita berada
dalam sebuah organisasi dan ingin organisasi atau perusahaan kita maju dan
berkembang kita bisa saja mengikuti perusahaan perusahaan yang sudah lebih
dahulu berkembang dengan cara memperbanyak kerjasama demi tujuan bersama,
memperluas wilayah organisasi dengan membuat anak-anak perusahaan dari
perusahaan yang kita buat dan berusaha menjadi organisasi perusahaan yang go
publik yang dapat menerima masyarakat luas baik berupa investasi atau pinjaman
modal.
Okee makasih gan infonya... sangat membantu..
BalasHapusInfonya bagus
BalasHapus