Dalam pembahasan sebelumnya kita sudah tahu bahwa Organisasi adalah wadah dimana orang-orang berkumpul, yang ingin
bekerjasama secara sistematis dan terpimpin dengan tujuan untuk kedepannya
lebih baik. Seperti yang kita ketahui di dalam suatu
organisasi terdapat sumber daya manusia sebagai aspek utama untuk menjalankan
organisasi secara terpimpin, yang terdiri dari ketua wakil dsb yang memiliki
keterikatan satu sama lain.
Jenis-jenis Organisasi Sosial dan Komersial
1.Organisasi
Sosial berarti organisasi yang berkecimpung dalam bidang sosial yang bertujuan
untuk mensejahterakan rakyat atau juga dibilang membantu masyarakat didalam
bidangnya.
contohnya : RT, RW, Posyandu, Desa/Kelurahan, Karangtaruna , DLL.Gagasan keduanya Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk olehmasyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadanhukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
contohnya : RT, RW, Posyandu, Desa/Kelurahan, Karangtaruna , DLL.Gagasan keduanya Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk olehmasyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadanhukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Jenis – jenis Organisasi Sosial
a.Organisasi Normatif
Adalah pihak
elite menjalankan organisasi/ mengawasi anggota lebih dominan menggunakan
kekuasaan normatif (persuasif). Bentuk partisipasi anggota adalah dengan
komitmen moral.
b. Organisasi Utilitarian
Adalah pihak
elite mengawasi anggota dominan menggunakan kekuasaan utilitarian. Partisipasi
anggota berdasarkan komitmen perhitungan yaitu pemikiran hubungan bisnis,
sangat perhitungkan untung rugi.
c. Organisasi Koersi
Adalah pihak
elite menggunakan kekuasaan koersi dalam mengawasi anggotanya. Koersi adalah
segala jenis paksaan, ancaman, dan intimidasi yang digunakan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain.
2. Organisasi
Komersial adalah Organisasi dibentuk untuk tujuan mendapatkan keuntungan.organisasi
niaga dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran organisasi
tersebut beserta orang-orang yang terlibat di dalamnya. Pemilik dan
operator dari sebuah organisasi niaga mendapatkan
imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun
tidak semua organisasi niaga mengejar keuntungan seperti ini, misalnya
organisasi niaga koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua
anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Contohnya: organisasi niaga yang dibentuk untuk mendapatkan
keuntungan dan meningkatkan kemakmuran organisasi tersebut beserta orang-orang
yang terlibat di dalamnya
Jenis-jenis Organisasi Niaga
a. Perseroan
Terbatas (PT)
PERSEROAN TERBATAS adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham.organisasi yang menyelenggaran suatu Perseroan Terbatas, yaitu yang terdiri dari Rapat Umum pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris. Masing-masing organ tersebut memiliki fungsi dan perannya sendiri-sendiri.PT adalah salah satu bentuk badan hukum yang populer dan paling banyak digunakan para pengusaha di Indonesia sebagai landasan hukum untuk melakukan kegiatan usaha diberbagai sektor seperti Industri, Perdagangan, Pelayaran, Pariwisata, Jasa Konstruksi, Transportasi, Pertambangan, Agrobisnis, Properti dan lain sebagainya.
b. Perseroan
Komanditer (CV)
Perseroan Komanditer atau Commanditaire Vennootshap atau biasa disebut CV adalah salah satu bentuk badan usaha yang umum digunakan para pelaku bisnis Usaha kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia, walaupun demikian ada juga golongan usaha besar yang menggunakan CV sebagai badan usahanya. CV bukanlah badan hukum seperti halnya PT, kerena tidak ada undang-undang yang secara khusus mengatur tentang Perseroan ini. Perbedaan lain yang mendasar antara CV dan PT adalah Modalnya, didalam Perseroan Komanditer modalperusahaan tidak disebutkan didalam akta pendirian seperti halnya PT. Jadi, para persero harus membuat kesepakatan tersendiri mengenai hal tersebut, atau membuat catatan yang terpisah mengenai modal yang disetor. Walaupun demikian, keberadaannya tidak mengurangi hak dan kewajibannya sebagai badan usaha yang diakui pemerintah atau kalangan dunia usaha khususnya. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya pengusaha dan para pelaku bisnis yang mendirikan CV sebagai bentuk perusahaan untuk melakukan kegiatan usaha di berbagai bidang termasuk sektor Perdagangan, Jasa Konstruksi, Industri atau bidang jasa lainnya
c. Firma
(FA)
Firma adalah suatu bentuk badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih, dan umumnya didirikan dengan Akta Otentik sebagai Akta Pendirian dan dibuat oleh Notaris dalam bahasa Indonesia.Badan usaha ini lebih banyak digunakan oleh beberapa atau sekelompok orang yang memiliki keahlian sama untuk memberikan pelayanan atau melaksanakan kegiatan usaha dibidang Jasa. Para pendiri Firma umumnya telah saling mengenal dan percaya satu sama lain serta masing-masing anggota telah mengetahui dan memahami segala resiko yang timbul dan menjadi tanggung jawab para pendirinya. Maksud dan tujuan perusahaan ini dapat bersifat umum atau spesialis. Namun umumnya badan usaha ini didirikan untuk dengan maksud dan tujuan untuk melaksanakan kegiatan usaha dibidang Jasa.
d. Koperasi
Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas dasar prinsip-prinsip Koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya yang rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.
Koperasi
bertujuan untuk menjadikan kondisi sosial dan ekonomi anggotanya lebih baik
dibandingkan sebelum bergabung dengan Koperasi.
Dari pengertian di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
Asosiasi orang-orang. Artinya, Koperasi adalah organisasi yang terdiri dari orang-orang yang terdiri dari orang-orang yang merasa senasib dan sepenanggungan, serta memiliki kepentingan ekonomi dan tujuan yang sama.
Usaha bersama. Artinya, Koperasi adalah badan usaha yang tunduk pada kaidah-kaidah ekonomi yang berlaku, seperti adanya modal sendiri, menanggung resiko, penyedia agunan, dan lain-lain.
Manfaat
yang lebih besar. Artinya, Koperasi didirikan untuk menekan biaya,
sehingga keuntungan yang diperoleh anggota menjadi lebih besar.
Biaya yang lebih rendah. Dalam menetapkan harga, Koperasi menerapkan aturan, harga sesuai dengan biaya yang sesungguhnya, ditambah komponen lain bila dianggap perlu, seperti untuk kepentingan investasi.
e. Join
Venture / Perusahaan Patungan
Perusahaan patungan adalah sebuah kesatuan yang dibentuk antara 2 pihak atau lebih untuk menjalankan aktivitas ekonomi bersama. Pihak-pihak itu setuju untuk berkelompok dengan menyumbang keadilan kepemilikan, dan kemudian saham dalam penerimaan, biaya, dan kontrol perusahaan. Perusahaan ini hanya dapat untuk proyek khusus saja, atau hubungan bisnis yang berkelanjutan seperti perusahaan patungan Sony Ericsson. Ini terbalik dengan persekutuan strategi, yang tak melibatkan taruhan keadilan oleh pesertanya, dan susunannya kurang begitu sulit. Frase ini umumnya merujuk pada tujuan kelompok dan bukan jenis kelompok. Kemudian, perusahaan patungan bisa berupa badan hukum, kemitraan, LLC, atau struktur resmi lainnya, bergantung pada jumlah pertimbangan seperti pertanggung-jawaban pajak dan kerugian.
Alasan pembentukan joint venture dapat dibagi menjadi 3 yaitu, alasan internal (seperti membangun kekuatan perusahaan atau menambah akses ke sumber daya keuangan), tujuan persaingan (Mempengaruhi evolusi struktural industri, penciptaan unit kompetisi yang kuat), dan Tujuan strategi.
f. Trust
Trust adalah peleburan beberapa badan usaha menjadi sebuah perusahaan yang baru, sehingga diperoleh kekuasaan yang besar dan monopoli. Contoh: Bank Mandiri merupakan gabungan dariBank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Ekspor Impor Indonesia. Trust dapat bersifat integrasi atau pararelisasi. Trust yang bersifat integrasi adalah gabungan badan usaha-badan usaha yang mempunyai proses produksi berurutan (kolom/lajur perusahaan). Sementara trust pararelisasi adalah gabungan badan usaha-badan usaha yang menghasilkan atau menjual barang sejenis maupun berlainan. Padaumumnya, trust bersifat merugikan konsumen, karena salah satu tujuan penggabungan tersebut adalah untuk mendapatkan kedudukan monopoli, sehingga akan mempengaruhi harga. Harga dalam pasar monopoli tidak terjadi atas keseimbangan antara penawaran dan permintaan namun ditentukan produsen sesuai dengan kemauan mereka sendiri.
g. Kartel
Kartel adalah bentuk kerja sama antara beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan, memperkecil kondisi persaingan, dan memperluas atau menguasai pasar. Macam-macam kartel yang sering dijumpai antara lain:
Kartel wilayah adalah penggabungan yang didasarkan pada perjanjian pembagian wilayah atau daerah penjualan dan pemasaran barangnya
Kartel produksi adalah penggabungan yang bertujuan
untuk menyelenggarakan
produksi bersama secara massal, tetapi masing-masing perusahaan ditetapkan
batas jumlah produksi yang diperbolehkan (kuota produksi)
Kartel bersyarat atau kartel kondisi adalah penggabungan dengan menetapkan syarat-syarat penjualan, penyerahan barang, dan penetapan kualitas produksi
Kartel harga adalah penggabungan dengan menetapkan harga minimum dari produk yang dihasilkan masing-masing anggota
Kartel pembelian dan penjualan adalah penggabungan untuk pembelian dan penjualan hasil produksi, agar tidak terjadi persaingan
h. Holding
Company
Holding company adalah penggabungan suatu badan usah dengan badan usaha yang lain dengan cara membeli sebagian besar saham (sero) dari beberapa badan usaha. Jadi holding company menguasai beberapa badan usaha, karena ia membeli sebagian besar saham dari setiap badan usaha yang bergabung. Badan usaha yang membeli sebagian besar saham perusahaan dapat mempengaruhi perusahaan di bidang pemasaran dan keuangan. Secara hukum badan usaha-badan usaha tersebut masih berdiri sendiri, namun karena sebagian besar sahamnya dikuasai oleh holding company, maka secara automatis pimpinan dari setiap badan usaha yang bergabung berada di tangan holding company.
Pada awalnya
lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup
bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling
membutuhkan, kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma
kemasyarakatan. Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata
sosial.
Pada
dasarnya organisasi ini terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Organisasi
Formal Resmi
Organisasi formal/ Resmi adaah organisasi yang
dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang
terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya,
kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum.
Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa
komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi
masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara
eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat
lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal
tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka
beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi
formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan
universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
2. Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat
dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk
menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat
eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan
tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi
seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi
organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan
terstruktur dan terumuskan.
Jalur
pembentukan organisasi Kemasyarakatan
1.
Jalur Keagamaan
Organisasi Sosial Keagamaan itu adalah kumpulan orang
orang yg mempunyai tujuan yg sama dalam bidang keagamaan (Organisassi Sosial yg
berkecimpung dibidang agama). Organisasi ini sama dgn organisasi sosial lainnya
cuma saja organisasi ini lebih bersifat keagamaan. Contoh organisasi seperti
ini misalnya Majelis Ta'lim, Remaja Masjid, dan lainnya
2.
Jalur Profesi
Organisasi profesi merupakan organisasi yang
anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan
bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat
mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu. manfaat organisasi
profesi mencakup 4 hal yaitu, Mengembangkan dan memajukan profesi, menertibkan
dan memperluas ruang gerak profesi, menghimpun dan menyatukan pendapat warga
profesi, serta memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan
berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.
3.
Jalur Kepemudaan
Organisasi Pemuda merupakan wadah komunikasi antar
pemuda dan pemudi sebagai media untuk mengakrabkan dan memupuk rasa
kekeluargaan antar anggota dan pengurus tetapi juga sebagai organisasi
yang memiliki pengabdian kepada masyarakat pada khususnya dan kepada
masyarakat Republik Indonesia.
4.
Jalur Kemahasiswaan
Pada dasarnya, Organisasi Mahasiswa adalah sebuah
wadah berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tujuan bersama, namun harus tetap
sesuai dengan koridor AD/ART yang disetujui oleh semua anggota dan pengurus
organisasi tersebut. Organisasi Mahasiswa tidak boleh keluar dari rambu-rambu
utama tugas dan fungsi perguruan tinggi yaitu tri darma perguruan tinggi, tanpa
kehilangan daya kritis dan tetap berjuang atas nama mahasiswa, bukan pribadi
atau golongan
Berbagai
organisasi-organisasi tersebut memiliki karakteristik yang beraneka ragam yang
dapat menghasilkan keuntungan dan kerugian masing-masing. Apabila kita ingin
mendirikan suatu unit bisnis, maka kita akan memilih bentuk yang paling sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan untuk mendapatkan tujuan dari unit bisnis atau
organisasi tersebut.
Bentuk-bentuk Organisasi:
1. Bentuk Organisasi Staff
2. Bentuk Organisasi Lini
3. Bentuk Organisasi Fungsional
4. Bentuk Organisasi Fungsional & Lini
5. Bentuk Organisasi Fungsional & Staff
6. Bentuk Organisasi Lini &Staff
Konflik dalam Organisasi Berdasarkan Sumber dan Penanganannya
Organisasi terdiri dari berbagai macam komponen yang berbeda dan saling memiliki ketergantungan dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Perbedaan yang terdapat dalam organisasi seringkali menyebabkan terjadinya ketidakcocokan yang akhirnya menimbulkan konflik. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya ketika terjadi suatu organisasi, maka sesungguhnya terdapat banyak kemungkinan timbulnya konflik.
Organisasi terdiri dari berbagai macam komponen yang berbeda dan saling memiliki ketergantungan dalam proses kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Perbedaan yang terdapat dalam organisasi seringkali menyebabkan terjadinya ketidakcocokan yang akhirnya menimbulkan konflik. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya ketika terjadi suatu organisasi, maka sesungguhnya terdapat banyak kemungkinan timbulnya konflik.
Konflik
dapat menjadi masalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli apapun
bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut, jika konflik tersebut
dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Karena itu keahlian untuk
mengelola konflik sangat diperlukan bagi setiap pimpinan atau manajer
organisasi. Makalah ini mencoba menyajikan apa yang sebenarnya didefinisikan
sebagai konflik dalam suatu organisasi, pandangan mengenai konflik, sumber dan
jenis konflik, serta bagaimana melaksanakan manajemen konflik dalam organisasi.
- · Definisi Konflik
Terdapat banyak definisi mengenai konflik yang bisa
jadi disebabkan oleh perbedaan pandangan dan setting dimana konflik terjadi.
Dibawah ini bisa terlihat perbedaan definisi tersebut: Conflict is a process in
which one party perceives that its interests are being opposed ora negatively
affected by another party .
- Konflik merupakan suatu bentuk interaksi diantara beberapa pihak yang berbeda dalam kepentingan, persepsi dan tujuan
- Konflik adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih banyak anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka, atau aktivitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penelitian, atau pandangan yang berbeda. Para anggota organisasi atau sub-unit yang sedang berselisih akan berusaha agar kepentingan atau pandangan mereka mengungguli yang lainnya
Di antara definisi yang berbeda itu nampak ada suatu
kesepakatan, bahwa konflik dilatarbelakangi oleh adanya ketidakcocokan atau
perbedaan dalam hal nilai, tujuan, status, dan lain sebagainya. Terlepas dari
faktor yang melatarbelakangi terjadinya suatu konflik, gejala yang mengemuka
dalam suatu organisasi saat terjadi konflik adalah saat individu atau kelompok
menunjukkan sikap “bermusuhan” dengan individu atau kelompok lain yang
berpengaruh terhadap kinerja dalam melakukan aktivitas organisasi.
- · Pandangan Mengenai Konflik
Terdapat tiga pandangan mengenai konflik. Hal ini
disebabkan karena adanya pandangan yang berbeda mengenai apakah konflik
merugikan, hal yang wajar atau justru harus diciptakan untuk memberikan
stimulus bagi pihak-pihak yang terlibat untuk saling berkompetisi dan menemukan
solusi yang terbaik.
Pandangan itu adalah sebagai berikut :
- Pandangan Tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa semua konflik itu buruk. Konflik dilihat sebagai sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari. Untuk memperkuat konotasi negatif ini, konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality.
- Pandangan Hubungan Manusia (The Human Relations View). Pandangan ini berargumen bahwa konflik merupakan peristiwa yang wajar terjadi dalam semua kelompok dan organisasi. Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena itu keberadaan konflik harus diterima dan dirasionalisasikan sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi peningkatan kinerja organisasi.
- Pandangan Interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong terjadinya konflik, atas dasar suatu asumsi bahwa kelompok yang koperatif, tenang, damai, dan serasi, cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut aliran pemikiran ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimun secara berkelanjutan, sehingga kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri (self-critical), dan kreatif.
- · Sumber Konflik
Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi terjadinya
konflik. Agus M. Hardjana mengemukakan sepuluh penyebab munculnya konflik ,
yaitu:
a. Salah
pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi.
b. Perbedaan
tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang dipegang.
c. Rebutan dan
persaingan dalam hal yang terbatas seperti fasilitas kerja dan jabatan
d. Masalah
wewenang dan tanggung jawab
e.Penafsiran
yang berbeda atas satu hal, perkara dan peristiwa yang sama.
f. Kurangnya
kerja sama
g. Tidak
mentaati tata tertib dan peraturan kerja yang ada
h. Ada usaha
untuk menguasai dan merugikan
i. Pelecehan
pribadi dan kedudukan
j. Perubahan
dalam sasaran dan prosedur kerja
Jenis Konflik Terdapat berbagai macam jenis konflik, tergantung pada dasar yang digunakan untuk membuat klasifikasi. Ada yang membagi konflik berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, ada yang membagi konflik dilihat dari fungsi dan ada juga yang membagi konflik dilihat dari posisi seseorang dalam suatu organisasi.
a. Konflik
Dilihat dari Posisi Seseorang dalam Struktur Organisasi Jenis konflik ini
disebut juga konflik intra keorganisasian. Dilihat dari posisi seseorang dalam
struktur organisasi, Winardi membagi konflik menjadi empat macam.
Keempat
jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut :
1) Konflik
vertikal, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan
yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya, antara atasan dan bawahan.
2) Konflik
horizontal, yaitu konflik yang terjandi antara mereka yang memiliki kedudukan
yang sama atau setingkat dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan,
atau antar departemen yang setingkat.
3) Konflik
garis-staf, yaitu konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya
memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai
penasehat dalam organisasi.
4) Konflik
peranan, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu
peran yang saling bertentangan.
b. Konflik
Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik,
Stoner membagi konflik menjadi lima
macam , yaitu:
1) Konflik dalam diri individu (conflict within the
individual). Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang
saling bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas
kemampuannya. Termasuk dalam konflik individual ini, menurut Altman, adalah
frustasi, konflik tujuan dan konflik peranan .
2) Konflik antar-individu (conflict between individuals).
Terjadi karena perbedaan kepribadian antara individu yang satu dengan individu
yang lain.
3)
Konflik antara individu dan kelompok (conflict between
individuals and groups). Terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok tempat ia bekerja.
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
(conflict among groups in the same organization). Konflik ini terjadi karena
masing-masing kelompok memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing berupaya
untuk mencapainya. Masalah ini terjadi karena pada saat kelompok-kelompok makin
terikat dengan tujuan atau norma mereka sendiri, mereka makin kompetitif satu
sama lain dan berusaha mengacau aktivitas pesaing mereka, dan karenanya hal ini
mempengaruhi organisasi secara keseluruhan
5)
Konflik antar organisasi (conflict among organizations).
Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi menimbulkan
dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam perebutan sumberdaya
yang sama.
c. Konflik
Dilihat dari Fungsi Dilihat dari fungsi,
Robbins
membagi konflik menjadi dua macam, yaitu:
1) konflik
fungsional (Functional Conflict) Konflik fungsional adalah konflik yang
mendukung pencapaian tujuan kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok.
2) konflik
disfungsional (Dysfunctional Conflict). Konflik disfungsional adalah konflik
yang merintangi pencapaian tujuan kelompok. Menurut Robbins, batas yang
menentukan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional sering tidak
tegas (kabur). Suatu konflik mungkin fungsional bagi suatu kelompok, tetapi
tidak fungsional bagi kelompok yang lain. Begitu pula, konflik dapat fungsional
pada waktu tertentu, tetapi tidak fungsional di waktu yang lain. Kriteria yang
membedakan apakah suatu konflik fungsional atau disfungsional adalah dampak
konflik tersebut terhadap kinerja kelompok, bukan pada kinerja individu. Jika
konflik tersebut dapat meningkatkan kinerja kelompok, walaupun kurang memuaskan
bagi individu, maka konflik tersebut dikatakan fungsional. Demikian sebaliknya,
jika konflik tersebut hanya memuaskan individu saja, tetapi menurunkan kinerja
kelompok maka konflik tersebut disfungsional .
·
Cara Penanganannya
1. Stoner
mengemukakan tiga cara dalam pengelolaan konflik, yaitu:
a. merangsang
konflik di dalam unit atau organisasi yang prestasi kerjanya rendah karena
tingkat konflik yang terlalu kecil.
Termasuk
dalam cara ini adalah: minta bantuan orang luar, menyimpang dari peraturan (going
against the book, menata kembali struktur organisasi, menggalakkan
kompetisi, memilih manajer yang cocok
b. meredakan
atau menumpas konflik jika tingkatnya terlalu tinggi atau kontra-produktif
c. menyelesaikan
konflik metode penyelesaian konflik yang disampaikan Stoner adalah:
-
dominasi dan penguasaan, hal ini dilakukan dengan cara
paksaan, perlunakan, penghindaran, dan penentuan melalui suara terbanyak.
-
Kompromi
-
pemecahan masalah secara menyeluruh Konflik yang sudah
terjadi juga bisa diselesaikan lewat perundingan. Cara ini dilakukan dengan
melakukan dialog terus menerus antar kelompok untuk menemukan suatu
penyelesaian maksimum yang menguntungkan kedua belah pihak. Melalui
perundingan, kepentingan bersama dipenuhi dan ditentukan penyelesaian yang
paling memuaskan.
Gaya perundingan untuk mengelola
konflik dapat dilakukan dengan cara :
a.pencairan,
yaitu dengan melakukan dialog untuk mendapat suatu pengertian
b.keterbukaan,
pihak-pihak yang terlibat bisa jadi tidak terbuka apalagi jika konflik terjadi
dalam hal-hal sensitif dan dalam suasana yang emosional
c.belajar
empati, yaitu dengan melihat kondisi dan kecemasan orang lain sehingga
didapatkan pengertian baru mengenai orang lain
d.mencari tema
bersama, pihak-pihak yang terlibat dapat dibantu dengan cara mencari
tujuan-tujuan bersama
e.menghasilkan
alternatif, hal ini dilakukan dengan jalan mencari alternatif untuk
menyelesaikan persoalan yang diperselisihkan.
f.menanggapi
berbagai alternatif, setelah ditemukan alternatif-alternatif penyelesaian
hendaknya pihak-pihak yang terlibat dalam konflik mempelajari dan memberikan
tanggapan
g. mencari
penyelesaian, sejumlah alternatif yang sudah dipelajari secara mendalam dapat
diperoleh suatu konsensus untuk menetapkan suatu penyelesaian
h.membuka
jalan buntu, kadangkala ditemukan jalan buntu sehingga pihak ketiga yang
obyektif dan berpengalaman dapat diikutsertakan untuk menyelesaikan masalah
i. mengikat
diri kepada penyelesaian di dalam kelompok, setelah dihasilkan penyelesaian
yang disepakati, pihak-pihak yang terlibat dapat memperdebatkan dan
mempertimbangkan penyelesaian dan mengikatkan diri pada penyelesaian itu
j.mengikat
seluruh kelompok, tahap terakhir dari langkah penyelesaian konflik adalah
dengan penerimaan atas suatu penyelesaian dari pihak-pihak yang terlibat
konflik. Model penanganan konflik yang lain juga disampaikan oleh Sondang,
yaitu dengan cara tidak menghilangkan konflik, namun dikelola dengan cara : bersaing, kolaborasi, mengelak, akomodatif, kompromi.
2. Cara lain
juga dikemukakan Theo Riyanto, yaitu dengan secara dini melakukan tindakan yang
sifatnya preventif, yaitu dengan cara :
a.
menghindari konflik
b.
mengaburkan konflik
c.
Mengatasi konflik dengan cara:
1)Dengan kekuatan (win lose solution)
2)Dengan perundingan
3. Cara kedua
dengan metode penyelesaian konflik. Cara yang ditempuh adalah dengan
mendominasi atau menekan, berkompromi dan penyelesaian masalah secara
integratif.
a. Dominasi
(Penekanan)
Dominasi dan penekanan mempunyai
persamaan makna, yaitu keduanya menekan konflik, dan bukan memecahkannya,
dengan memaksanya “tenggelam” ke bawah permukaan dan mereka menciptakan situasi
yang menang dan yang kalah. Pihak yang kalah biasanya terpaksa memberikan jalan
kepada yang lebih tinggi kekuasaannya, menjadi kecewa dan dendam. Penekanan dan
dominasi bisa dinyatakan dalam bentuk pemaksaan sampai dengan pengambilan
keputusan dengan suara terbanyak (voting).
b. Kompromi
Melalui kompromi mencoba menyelesaikan
konflik dengan menemukan dasar yang di tengah dari dua pihak yang berkonflik (
win-win solution ). Cara ini lebih memperkecil kemungkinan untuk munculnya
permusuhan yang terpendam dari dua belah pihak yang berkonflik, karena tidak
ada yang merasa menang maupun kalah. Meskipun demikian, dipandang dari
pertimbangan organisasi pemecahan ini bukanlah cara yang terbaik, karena tidak
membuat penyelesaian yang terbaik pula bagi organisasi, hanya untuk
menyenangkan kedua belah pihak yang saling bertentangan atau berkonflik.
c. Penyelesaian
Secara Integratife
Dengan menyelesaikan konflik secara integratif, konflik antar kelompok
diubah menjadi situasi pemecahan persoalan bersama yang bisa dipecahkan dengan
bantuan tehnik-tehnik pemecahan masalah (problem solving). Pihak-pihak yang
bertentangan bersama-sama mencoba memecahkan masalahnya,dan bukan hanya mencoba
menekan konflik atau berkompromi. Meskipun hal ini merupakan cara yang terbaik
bagi organisasi, dalam prakteknya sering sulit tercapai secara memuaskan karena
kurang adanya kemauan yang sunguh-sungguh dan jujur untuk memecahkan persoalan
yang menimbulkan persoalan.
sumber :
http://v-ixio.blogspot.com/2013/10/organisasi-berdasarkan-komersialsosial.html
http://garrybriyant.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-organisasi-sosialkomersial.html